tiga fase
tiga masa
tiga cerita
#Fase pertama
Ya,
Masa kecil seorang perempuan yang menyebut dirinya "aku
hmm,
Ya akan kuceritakan sebuah kisah. Ah, bukan. Banyak kisah tepatnya.
Kisah fase pertama.
Kisah dimana betapa mengasyikannya ritual berebut remote dengan tetangga
,marathon kartun di minggu pagi yang wajib ditaati
atau ritual bermuka masam dan mencengkram kaki ibu saat melihat pasar malam dan meminta mainan barbie yang digantung ditenda yang berderet rapi
Orang bilang masa kecil adalah fase paling bahagia bagi setiap manusia
Tapi ada yang bilang masa kecil adalah mimpi buruk bagi mereka.
Tapi bagiku masa kecilku ada diantara keduannya.
Sudut pandang pertama,
[Fase paling bahagia]
-
Agaknya kita tahu,
Saat dulu kita selalu berpikir sederhana
Tak terpatri akan apa yang akan terjadi nanti,
Hanya memikirkan apa yang menyenangkan untuk dilakukan saat ini.
Kalau boleh kumendeskripsikan diriku
Sepertinya tak jauh berbeda dengan diriku saat ini
Hanya pigmen yang lebih gelap
Badan yang sedikit gemuk,
dan rasa percaya diri yang tak terlalu tinggi.
Masih tergambar dengan jelas
Bagaimana menyenangkannya mencari ikan disawah orang,
hingga bersembunyi dibalik kayu agar tak dimarahi sang pemilik
atau
kutaksegan menghabiskan semua uang jajanku untuk membeli senar layangan
dan membuat rumah kayu didekat pohon berhantu :"
atau
bisik-bisikan khas anak kecil yang jelas terdengar oleh lawan bicaranya. Tentu saja dengan lirikan masam menandakan "kita sedang bermusuhan" walau hanya sekejap lalu lupa dan kembali seperti tidak terjadi apa apa.
Sederhana sekali bukan?
Mungkin pada masa itu aku suka berteriak lantang sambil menentang langit yang begitu tinggi. Tak lupa, kutuliskan mimpi-mimpi yang berpuluh baris itu di dalam buku diari.
atau mungkin menyukai seseorang
yang ternyata hanya bertahan sampai pertengahan fase ketiga
Lantas, kenapa kumasukan kedalam fase bahagia?
Karena dulu, menyukai hanya sekadar mengagumi dan tak memusingkan tentang rasanya pada kita kembali.
- Sudut Pandang Selanjutnya akan kuceritakan nanti-
Selamat malam
tiga masa
tiga cerita
#Fase pertama
Aumar- menyebut masa ini "Dimana luka pada lutut sebab jatuh ialah luka yang sering aku tangisi. Dimana luka itu, bisa terhapuskan langsung oleh sebuah permen manis yang malah merusak gigi"Kau akan langsung mudah menebaknya bukan?
Ya,
Masa kecil seorang perempuan yang menyebut dirinya "aku
hmm,
Jika kau tanyakan padaku tentang masa kecil, maka kita akan berbicara tentang masa lalu. Aku suka membicarakan masa laluku. Dengan begitu aku tetap bisa mengingat kenangan yang memantik rindu itu.
Ya akan kuceritakan sebuah kisah. Ah, bukan. Banyak kisah tepatnya.
Kisah fase pertama.
Kisah dimana betapa mengasyikannya ritual berebut remote dengan tetangga
,marathon kartun di minggu pagi yang wajib ditaati
atau ritual bermuka masam dan mencengkram kaki ibu saat melihat pasar malam dan meminta mainan barbie yang digantung ditenda yang berderet rapi
Orang bilang masa kecil adalah fase paling bahagia bagi setiap manusia
Tapi ada yang bilang masa kecil adalah mimpi buruk bagi mereka.
Tapi bagiku masa kecilku ada diantara keduannya.
Sudut pandang pertama,
[Fase paling bahagia]
-
Agaknya kita tahu,
Saat dulu kita selalu berpikir sederhana
Tak terpatri akan apa yang akan terjadi nanti,
Hanya memikirkan apa yang menyenangkan untuk dilakukan saat ini.
Kalau boleh kumendeskripsikan diriku
Sepertinya tak jauh berbeda dengan diriku saat ini
Hanya pigmen yang lebih gelap
Badan yang sedikit gemuk,
dan rasa percaya diri yang tak terlalu tinggi.
Masih tergambar dengan jelas
Bagaimana menyenangkannya mencari ikan disawah orang,
hingga bersembunyi dibalik kayu agar tak dimarahi sang pemilik
atau
kutaksegan menghabiskan semua uang jajanku untuk membeli senar layangan
dan membuat rumah kayu didekat pohon berhantu :"
atau
bisik-bisikan khas anak kecil yang jelas terdengar oleh lawan bicaranya. Tentu saja dengan lirikan masam menandakan "kita sedang bermusuhan" walau hanya sekejap lalu lupa dan kembali seperti tidak terjadi apa apa.
Sederhana sekali bukan?
Mungkin pada masa itu aku suka berteriak lantang sambil menentang langit yang begitu tinggi. Tak lupa, kutuliskan mimpi-mimpi yang berpuluh baris itu di dalam buku diari.
atau mungkin menyukai seseorang
yang ternyata hanya bertahan sampai pertengahan fase ketiga
Lantas, kenapa kumasukan kedalam fase bahagia?
Karena dulu, menyukai hanya sekadar mengagumi dan tak memusingkan tentang rasanya pada kita kembali.
- Sudut Pandang Selanjutnya akan kuceritakan nanti-
Selamat malam

0 comments: